HadistTentang Akhlak ke 8. Hadits Tentang Akhlak ke 9. Hadits Tentang Akhlakul Karimah ke 10. Hadits Tentang Akhlak Tercela. Ayat dan Hadits Tentang Akhlak Rasulullah. Penjelasan Ulama Tentang Akhlak Mulia. Doa Agar di Berikan Akhlak Yang Baik. Kesimpulan Hadits Tentang Akhlak.
Nabi Muhammad ๏ทบ adalah orang Arab yang tidak terlepas dari unsur-unsur budaya Arab pada masa beliau hidup. Hal ini tentu memengaruhi pembacaan kita atas hadits. Dalam kajian ilmu hadits, tidak semua hadits itu merupakan sunnah. Karena ada sebagian hadits yang sekadar menjelaskan budaya Arab pada saat itu. Kiai Ali Mustafa Yaqub memberikan pandangan bahwa dalam memahami hadits diharuskan bisa memisahkan antara budaya dan sunnah Rasulullah ๏ทบ. Dalam karyanya yang berjudul at-Thuruq as-Shahihah fi Fahmi Sunnah an-Nabawiyah disebutkan beberapa kiat untuk membedakan antara agama dan budaya dalam sabda Rasulullah ๏ทบ. Lihat Ali Mustafa Yaqub, at-Thuruq as-Shohihah fi Fahmi Sunnah an-Nabawiyah, [Ciputat Maktabah Darus-Sunnah, 2016], h. 103 Pertama, ajaran agama Islam hanya dilakukan oleh kaum Muslimin. Hal ini berbeda dengan budaya yang selain kaum Muslimin pun melakukannya. Sebut saja serban. Serban merupakan budaya Arab. Hal ini bisa dibuktikan bahwa serban tidak hanya dipakai kaum Muslimin pada saat itu. Bahkan pesohor kafir Quraisy seperti Abu Jahal pun memakainya. Kedua, ada beberapa budaya yang hadir sebelum munculnya Islam. Seperti al-jummah pada rambut kepala yang terus berlanjut hingga Islam datang. Hal ini tentu berbeda dengan agama yang muncul setelah Islam datang. Karena syariat atau agama hanya ada setelah datangnya Islam. Ketiga, ada beberapa budaya yang muncul sebelum Islam datang. Namun setelah datang Islam, turunlah wahyu dari Allah ๏ทป. Maka, walaupun hal tersebut ada sebelum Islam datang, namun keberadaanya menjadi syariat berdasarkan wahyu yang diturunkan. Sebagaimana perhitungan bulan Qamariyah dan manasik haji. Dahulu sebelum Islam datang, keduanya adalah budaya jahiliyah dan syariat Nabi Ibrahim As. Ketika Islam datang dan menetapkan hal tersebut, maka hal itu menjadi bagian dari syariat Islam. Kaum Muslimin yang menggunakan bulan qamariyah tidak lantas mengikuti budaya jahiliyah, melainkan mengamalkan ajaran syariat Islam. Hal ini diperkuat dengan pendapat Imam Muslim w. 256 H yang membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul ุจุงุจ ูˆูุฌููˆุจู ุงู…ู’ุชูุซูŽุงู„ู ู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽู‡ู ุดูŽุฑู’ุนู‹ุง ุฏููˆู†ูŽ ู…ูŽุง ุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู…ูู†ู’ ู…ูŽุนูŽุงูŠูุดู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุจููŠู„ู ุงู„ุฑู‘ูŽุฃู’ู‰ู Artinya, โ€œBab Kewajiban Mengikuti Sabda Nabi yang Berupa Syariat, Bukan Pernyataan Beliau tentang Kehidupan Dunia Menurut Pendapatnya. Lihat Abรป al-Hajjรขj Muslim, Saแธฅiแธฅ Muslim, [Beirut Dรขr al-Jรฎl, j. 7, h. 95 Imam al-Nawawi dalam kitab al-Minhaj Syarh Sahih Muslim, sebagaimana dikutip Kiai Ali Mustafa, juga menguatkan bahwa tidak ada perbedaan pendapat dalam permasalahan ini. Sehingga hal tersebut bisa dikategorikan sebagai bagian dari konsensus ijmaโ€™ ulama. Maka dari itu kita perlu meneliti lebih dalam ketika membaca sebuah hadits. Karena tidak semua hal yang kita temukan dalam hadits itu wajib kita ikuti. Kita wajib mengikuti jika hal tersebut merupakan bagian dari agama. Namun sebaliknya, jika tidak berkaitan dengan agama, maka kita tidak wajib mengikuti. Wallahu aโ€™lam. Ustadz Muhammad Alvin Nur Choironi
Berikutpenjelasan hadis-hadis tentang menahan amarah dari Rasulullah SAW. 1. Menjadi kebanggaan Allah SWT di hari kiamat. Loading Setiap orang sangat ingin dibanggakan atau disenangi dan dipuji oleh orang lain atas apa yang dapat ia lakukan. Tentunya menjadi kebanggaan Allah SWT juga merupakan suatu keinginan setiap umat muslim.

In Islam, moral education is education that comes from religious teachings and community culture by creating tranquility, tranquility, and peace in life. In Islamic teachings, we know the term hablumminannas, where we can see well with humans. This is one of the goals of moral education, where humans can relate and do good with others. Because we are supposed to be social beings who will always need other people. In a hadith clearly shows that the Prophet SAW was very fond of people who are noble and people who talk the most. In addition, another hadith also explains that we are commanded to love others, even as we love ourselves. The implementation of this love is to help each other and provide benefits to others. The love that is given to this fellow with the differences that exist, so that it doesn't happen. Abstrak Dalam Islam, pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang bersumber dari ajaran agama dan kebudayaan masyarakat dengan tujuan untuk terciptanya ketenangan ,ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah hablum-minannas, dimana kita dituntut untuk berhubungan baik dengan manusia. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akhlak, dimana supaya manusia dapat berhubungan dan berbuat baik dengan sesama. PENDAHULUAN Pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan yang didalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun dari kebudayaan manusia. Budi pekerti mencakup pengertian watak, sikap, sifat, moral yang tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk yang terukur oleh norma-norma sopan santun, tata Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 142 HADITS TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK DAN PENDIDIKAN SOSIAL Nita Yuli Astuti Budi Sujati UIN Walisongo Semarang STKIP Pangeran Dharma Kusuma Indramayu nitayuliastuti31 budisujati In Islam, moral education is education that comes from religious teachings and community culture by creating tranquility, tranquility, and peace in life. In Islamic teachings, we know the term hablumminannas, where we can see well with humans. This is one of the goals of moral education, where humans can relate and do good with others. Because we are supposed to be social beings who will always need other people. In a hadith clearly shows that the Prophet SAW was very fond of people who are noble and people who talk the most. In addition, another hadith also explains that we are commanded to love others, even as we love ourselves. The implementation of this love is to help each other and provide benefits to others. The love that is given to this fellow with the differences that exist, so that it doesn't happen. Keywords Hadits, Education, Morals, Social Abstrak Dalam Islam, pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang bersumber dari ajaran agama dan kebudayaan masyarakat dengan tujuan untuk terciptanya ketenangan ,ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah hablum-minannas, dimana kita dituntut untuk berhubungan baik dengan manusia. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akhlak, dimana supaya manusia dapat berhubungan dan berbuat baik dengan sesama. Karena seyogiyanya kita adalah makhluk social yang akan selalu memerlukan orang lain. Dalam sebuah hadits dengan tegas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang berakhlak mulia dan membenci orang yang paling banyak bicara. Selain itu, hadits lain juga menjelaskan bahwasanya kita diperintahkan untuk mencintai sesama, bahkan seperti mencintai diri sendiri. Implementasi dari rasa cinta ini adalah saling tolong menolong dan memberikan manfaat bagi yang lainnya. Rasa cinta yang diberikan sesama ini dengan mengesampingkan perbedaan yang ada, agar tidak terjadi perpecahan. Kata Kunci Hadits, Pendidikan, Akhlak, Sosial PENDAHULUAN Pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan yang didalamnya terkandung nilai-nilai budi pekerti, baik yang bersumber dari ajaran agama maupun dari kebudayaan manusia. Budi pekerti mencakup pengertian watak, sikap, sifat, moral yang tercermin dalam tingkah laku baik dan buruk yang terukur oleh norma-norma sopan santun, tata Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 143 karma dan adat istiadat, sedangkan akhlak diukur dengan menggunakan norma-norma agama. Rasulullah adalah seorang nabi dan rasul yang patut dijadikan teladan oleh manusia atas prilakunya. Rasulullah mempunyai pribadi yang sangat terpuji, salah satunya adalah bahwa Rasulullah memiliki sifat penyayang kepada semua Makhluk Allah, yaitu kepada Manusia, dan Makhluk lainnya. Misalnya binatang. Karena manusia adalah makhluk yang terbaik yang Allah ciptakan, yang diangkat menjadi khalifah di muka bumi dan menjaga kemakmurannya. Sebagai khalifah di muka bumi ini manusia diperintahkan untuk berbuat kebajikan dan dilarang untuk berbuat kerusakan. Rasul memerintahkan kepada manusia agar dapat berlaku baik terhadap makhluk ciptaan Allah salah satunya adalah Binatang. Karena rasulullah juga memperlakukan binantang dengan baik, memeliharanya dengan baik, bahkan rasulullah pun mempunyai sifat kasih sayang terhadap binatang. Rasul pun melarang orang untuk membunuh hewan dengan sembarangan. kaum muslim mencintai hewan merupakan suatu bentuk patuh terhadap agama dan tidak lain perintah dari buruknya akhlak atau budi pekerti seseorang itu merupakan penilaian dari manusia. Parameter ukuran baik buruknya ditentukan oleh norma agama dan norma adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Sedangkan dalam Islam ukuran baik-buruknya akhlak seseorang itu sudah diatur dalam dua sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qurโ€Ÿan dan Hadits. Tujuan dari pendidikan akhlak adalah untuk terciptanya ketenangan , ketentraman dan kedamaian dalam hidup ini karena seorang yang memiliki akhlak yang baik akan senantiasa melakukan yang terbaik bagi dirinya dan masyarakat. Pendidikan akhlak harus diberikan kepada anak didik secara terencana dan sistematis, sesuai dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan dalam ajaran syariat Islam. Adapun yang berperan dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai akhlak Islam disekolah ialah guru, sedangkan dirumah tangga ialah orang tua atau wali anak, sedangkan dilingkungan masyarakat adalah pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat Ahmad, Implementasi Akhlak Qurโ€™ani. Bandung PT Telekomunikasi Indonesia, 2002. Hal. 34 Usiono, Potret Rasulullah sebagai Pendidik, Jurnal ANSIRU Vol. 1 Juni 2017 , Hal. 20 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 144 yang memiliki pengaruh pada umatnya. Hal ini sesuai dengan misi Nabi Muhammad SAW yaitu penyempurna akhlak sebagaimana dalam sebuah hadits ๎žซ๓ฐ€”๓ฐ™•๏„Ÿ๎žซ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žง๓ฐ„›๎žฉ๎ฝŒ๎ดฟ๎žง๎บฆ๎˜ƒ๎žง๎นธ๎žฉ๎žช๏‹œ๎žง๏‹๎ณ‘๏„Ÿ๎žฉ๏„—๎˜ƒ๎žจ๎ตก๎ถถ๎žฉ๎ตœ๎žจ๎ถ„๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๏‹œ๎ณ๎žช๏‹Š๎ณ“๎พ๎˜…๎˜ƒ๎˜๎žง๓ฐ™œ๎ณ๎žช๎ปท๎žง๎บน๎žง๎žก๎˜ƒ๎žฉ๎ธฆ๎žซ๎ถฆ๎žง๎นณ๎žง๓ฐ€“๎˜ƒ๎žจ๎ฑณ๎ณ๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๏ƒ‹๎ณ๎žช๏‚ฟ๎žง๎บฆ๎˜ƒ๎žฉ๎ฑณ๎ณ๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๎žจ๎ž๎ปค๎บน๎žŠ๎˜ƒ๎žง๎ž๎ดฟ๎žง๎ทœ๎˜ƒ๎˜๎žง๎ž๎ดฟ๎žง๎ทœ๎˜ƒ๎ž‚๎ผฒ๎ผ‰๎žง๎บš๎žจ๎ธซ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๎žฉ๓ฐŠท๓ฐ™•๎ผ๎˜ƒ๎žซ๎บ€๎žง๎ต•๎˜ƒ๎žฉ๎ž›๏’๎žง๏ Artinya Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah Saw bersabda Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang saleh baik. HR. Bukhari Kata Hablun Min Annaas berasal dari kata Hablun, artinya hubungan atau ikatan, kata Min, artinya dari atau bisa mengandung pengertian dengan, dan kata Annaas, berarti manusia. Kemudian diartikan secara menyeluruh menjadi hubungan dengan manusia. Hubungan ini di tujukan antara manusia dan manusia lainnya. Islam adalah Ad-Dien yang sangat umatnya untuk membina hubungan yang baik antar sesama manusia. Dalam firman Allah mengatakan ๎˜ƒ๎ณ๎žช๎žŸ๎žฉ๎ž€๎˜ƒ๎ ณ๎˜ƒ๎ž€๎žซ๎ปค๎žจ๎ท๎žง๎žŠ๎ดฟ๎žง๎ตœ๎žง๎ถณ๎žฉ๎นญ๎˜ƒ๎žง๎นง๎žฉ๎žฎ๎ถ‘๎ ฝ๓ฐš‘๎žง๎ถญ๎žง๎ทœ๎ณ๎žช๎žก๎˜ƒ๎ดฟ๎žค๓ฐƒˆ๎žซ๎ปค๎žจ๎ตœ๎žจ๎บผ๎˜ƒ๎žซ๓ฐ™๎žจ๏‡ป๎Ÿ‰๎ถฐ๎žซ๎นณ๎žง๎ตœ๎žง๎ธ‰๎žง๎žก๎˜ƒ๏‚ต๎Ÿ‰๏‚ก๎žซ๏ฒ๎žจ๎ž€๎ณ๎žช๎žก๎˜ƒ๎žฆ๏Œ‡๎žง๏‹ฌ๎žง๎ž‰๎˜ƒ๎žซ๎บ€๎žฉ๎žช๎นป๎˜ƒ๎žซ๓ฐ™๎žจ๏‡ป๎Ÿ‰๎ถฐ๎žซ๎ทฉ๎žง๎นณ๎žง๓ฐ€”๎˜ƒ๎ดฟ๎ณ๎žช๓ฐƒ‹๎žฉ๎ž€๎˜ƒ ๎žจ๎žŒ๎ดฟ๎ณ๎žช๎ถฐ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๓ฐ–๎ณ‘๎žช๓ฐŽ‘๎žง๎ดฟ๎žฌ๎Ÿ‰๓ฐƒ๎˜ƒ๎žฉ๎ฑณ๎Ÿ‰๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๎žง๎ทˆ๎žซ๎ถฐ๎žฉ๎ต•๎˜ƒ๎žซ๓ฐ™๎žจ๏‡ป๎žง๎นป๎žง๏Œ‡๎žซ๏‹ฌ๎žง๎ž€๎˜ƒ ๎˜ƒ๎žฅ๏‰ด๎žซ๏‰‹๎žฉ๎ถญ๎žง๎ธ„๎˜ƒ๎žฅ๎พณ๎žซ๎พ—๎žฉ๎นณ๎žง๓ฐ€“๎˜ƒ๎žง๎ฑณ๎Ÿ‰๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๎ณ๎žช๎žŸ๎žฉ๎ž€๎ ฐ๎˜ƒ๎žซ๓ฐ™๎žจ๏‡ป๎ถบ๎Ÿ‰๎ทฉ๎žซ๎ถŠ๎žง๎ž€ Artinya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku, supaya kamu saling mengenal, sesnugguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi allahialah orang yang paling bcrtakwa di antara kamu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." Qs. AI-Hujurat; 13 Munawwir. Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab. Surabaya Pustaka Progressif, 2007. Hal. 56. Departemen Agama RI, Al-Qurโ€™an dan Terjemahan. Bandung CV Darus Sunnah, 2015. Hal. 517 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 145 Ayat ini menerangkan bahwa manusia adalah mahluk bio-sosial, dalam hidupnya manusia tidak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia yang lain. Manusia mempunyai kecenderungan untuk bergaul dan membaur dengan sesamanya. Naluri sebagai mahluk sosial ini menyebabkan manusia sen'antiasa bennasyarakat dalam kehidupan komunal. Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah hablum-minannas, dimana kita dituntut untuk berhubungan baik dengan manusia. Hal ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan akhlak, dimana supaya manusia dapat berhubungan dan berbuat baik dengan sesama. Karena seyogiyanya kita adalah makhluk social yang akan selalu memerlukan orang lain. Apalagi kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, agama dan bahasa. Hal ini menuntut kesadaran untuk melaksanakan pendidikan dini bagi peserta didik agar mampu bersosialisasi dengan baik dan mau menerima perbedaan tersebut. PEMBAHASAN A. Hadits tentang Pendidikan Akhlak I 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎˜ƒ๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žฃ๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žฃ๎ž—๎žข๎ž…๎ดบ๎žข๎ถจ๎žฃ๎นถ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰ ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎žก๎ž˜๏๎žข ๏ˆ๎žค๎ธฆ๎˜ƒ๎žฃ๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žฃ๎žš๎ดบ๎ณŠ๎žฅ๎ถจ๎žข๎ธ€๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ ๎ณŒ๎žฅ๎žž๎žค๎žƒ๎ป๎žข๎ทƒ๎žฆ๎ต’๎žข ๎ถจ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žก๎žˆ๎ป๎žข๏”†๎žค๏“จ๎˜ƒ๎žค๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎นป๎žข๎บฟ๎žข ๏†‰๎žฆ๎ฝ‡๎ป๎˜ƒ๎žฃ๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žฃ๎ทƒ๎žข๓ฐ‰น๎žฆ๓ฐ‰ง๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰ ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎žข๓ฐˆŸ๎žข ๓ฐˆ‘๎ดบ๎žข๎บค๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ปŸ๎žฃ๎บด๎žข๎ž…๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎žš๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žก๎ผญ๎žค๎ผ‹๎ดบ๎žข๓ฐ€”๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žค๎ž…๎žค๓ฐˆ‡๎žข๓ฐ‡ฎ๎žฆ๎ถซ๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎˜ƒ๎žค๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎ทƒ๎ณŠ๎žฅ๓ฐ‰น๎žข๏Šž๎žฃ๏Šœ๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žก๎ทƒ๎ถก๎žค๎ต—๎žข๎บด๎˜ƒ๎žฃ๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žค๎žฅ๎ตฟ๎žข๎ž…๎˜ƒ๎žฃ๎ทƒ๎žฆ๎ถจ๎žข๎ต๎˜ƒ๏‚ถ๎žค๏‚–๎žข๏ณ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข ๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฆ๎ตฟ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎žš๎ณŽ๓ฐ‘ธ๎žข๎žœ๎˜ƒ๎ดบ๎žŸ๎ท—๏๎žข ๏ˆ๎žฆ๓ฐ€๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™˜๎žฃ๏‡ถ๎žข๎ถซ๎žค๎บด๎ดบ๎žข๓ฐ€๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žค๎ธฅ๎žข๎นถ๎ดบ๎žข๎ถก๎žค๎ทค๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž™๎žฆ๎ปŸ๎žข ๎ตธ๎˜ƒ๎ดบ๎žŸ๎บฟ๎žค๎นฎ๎žฆ๏”ซ๎žข๏†ฟ๎˜ƒ๏•ฎ๎žค๎žฅ๏•Ž๎žค๎นถ๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™˜๎žฃ๏‡ถ๎žค๎ตฟ๎žข๎บ•๎žฆ๎ท—๓ฐ™๎ท๎žข๎žœ๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๓ฐŒ…๎žข ๓ฐ‹ฑ๎ณŽ๎น๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™˜๎žฃ๏‡ถ๎žค๎žฅ๎ถจ๎žข๎ธ€๓ฐ™๎ท๎˜ƒ ๎žฆ๎นป๎žค๎นถ๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎žš๎ณŽ๎น๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข ๎ท—๎˜ƒ๎ณŠ๎žฅ๓ฐŒ…๎žข ๓ฐ‹ฑ๎ณŽ๎น๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™˜๎žฃ๏‡ถ๎žข๎บค๎žข๎ต’๎˜ƒ๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๎žš๎ปŸ๎žฃ๎ท—๎žค๎žฅ๎ทƒ๎žข๎ป‚๎žข๓ฐ‚”๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๎žš๎žœ๎žฃ๎ž…๎ดบ๎žข๓ฐƒŒ๎žฆ๏‰ฏ๎ณŠ๎žฅ๏‰–๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žค๎ธฅ๎žข๎นถ๎ดบ๎žข๎ถก๎žค๎ทค๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž™๎žฆ๎ปŸ๎žข ๎ตธ๎˜ƒ๎ดบ๎žŸ๎บฟ๎žค๎นฎ๎žฆ๏”ซ๎žข๏†ฟ๎˜ƒ๏•ฎ๎žค๎žฅ๏•Ž๎žค๎นถ๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™š๎žฃ๓ฐŒ‹๎žข๎ทƒ๎žข๎ต—๎žฆ๎ตฟ๓ฐ™๎ท๎žข๎žœ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๎ถซ๎žฆ๏๎žค๏˜๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฆ๎ทƒ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ปŸ๎žฃ๎บด๎žข๎ž…๎˜ƒ๎ดบ๎žข๓ฐ‚ผ๎˜ƒ๎ป๎ปŸ๎žฃ ๎นจ๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žข๎žš๎ปŸ๎žฃ๎ทค๎žค๓ฐ‘๎žฆ๓ฐŽต๎žข๎ทฅ๎žข ๎ถฎ๎˜ƒ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ผ๎ดบ๎žข๎ถจ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐ‹Ÿ๎žข๎žœ๎˜ƒ๏–ผ๎žข๓ฐ€พ๓ฐ‚‡๎žค๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎ปŸ๎žฃ๎ตฟ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žข๎žš๎žœ๎žฃ๏‰ฏ๎žค๎žฅ๏‰๎žข๎น’๎žข๎ถฎ๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข ๎ท—๎˜ƒ๎žข๎žš๎ปŸ๎žฃ๎ทค๎žค๓ฐ‘๎žฆ๓ฐŽต๎žข๎ทฅ๎žข ๎ถฎ๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎˜ƒ๎ดบ๎žข๓ฐ™–๎žข ๓ฐ‰๎˜ƒ๎žข๎žš๎ปŸ๎žฃ ๎ท—๎žค๎žฅ๎ทƒ๎žข๎ป‚๎žข๓ฐ‚”๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๎žš๎žœ๎žฃ๎ž…๎ดบ๎žข๓ฐƒŒ๎žฆ๏‰ฏ๎ณŠ๎žฅ๏‰–๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ฝ๎žข๎ผญ๎žฆ๎ผ„๎žข๎บ•๎žฃ๎ธฆ๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐŠฒ๎˜ƒ๎žข๎žœ๎žข๎ž…๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๓ฐ€”๎žข๎ปŸ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎ป๎žข๎ท‚๎žข๎ธฆ๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žค๎นถ๎˜ƒ๎ž ๏ฆ๏น๎žค๏…ธ๎žข๎ต‹๎˜ƒ๎ž ๎นป๎žข๎บฟ๎žข๎ธ€๎˜ƒ๎ž ๏›๏น๎žค๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎ป๎žข๎ท‚๎žข๎ธฆ๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๓ฐˆŸ๎žข ๓ฐˆ‘๎ดบ๎žข๎บค๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žค๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎ž—๎žข๎ž…๎ดบ๎žข ๎ถจ๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žข๏›๏น๎žค๎ทƒ๎žข ๏†‰๎žฆ๎ฝ‡๎ป๎˜ƒ๎ป๎žข๎ท‚๎žข๎ธฆ๎˜ƒ๎žฆ๎นณ๎žฃ๓ฐ“๎žฃ๓ฐŽ๎žฆ๎ต—๎žข ๎ตฟ๎˜ƒ๎ž๎˜ƒ๎žข๎ต๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žค๎ธก๎ถก๎žค๎ท˜๎˜ƒ๎žฆ๏Œ‚๎žฃ๏‹ง๎žฆ๏€’๎žข๎ฟฑ๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™š๎žข๓ฐŒ›๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข ๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ๎žค๎žฅ๏•ฎ๎žค๏•‹๎ณŠ๎žฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎˜ƒ ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žก๎ผญ๎žค๎ผ‹๎ดบ๎žข๓ฐ€”๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žค๎ž…๎žค๓ฐˆ‡๎žข๓ฐ‡ฎ๎žฆ๎ถซ๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎˜ƒ๎žค๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎ทƒ๎ณŠ๎žฅ๓ฐ‰น๎žข๏Šž๎žฃ๏Šœ๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žค๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žค๎žฅ๎ตฟ๎žข๎ž…๎˜ƒ๎žค๎ทƒ๎žฆ๎ถจ Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 146 ๎žข๎น’๎žฆ๓ฐ™›๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ปŸ๎žฃ๎ธฆ๎˜ƒ๎žฃ๎ž…๎ดบ๎žข๓ฐƒŒ๎žฆ๏‰ฏ๎ณŠ๎žฅ๏‰–๎นจ๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ ๎ณŒ๎žฅ๏™‘๎žข๎พณ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎ป๎žข๎ท‚๎žข๎ธฆ๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žก๎ทƒ๎ถก๎žค๎ต—๎žข๎บด๎˜ƒ๎žค๎ž™๏๎žข ๓ฐ†‰๎žข๓ฐ…ญ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐ‹Ÿ๎˜ƒ๎žค๎ž‡๎ดบ๎ณŠ๎žฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎žข ๏‚บ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฃ๎ž˜๎žข๎žœ๎ดบ๎žข๎ป๎žข๏…’๎žข๏น๎˜ƒ๎žž๎žค๓ฐˆฅ๎ณŠ๎žฅ ๓ฐˆ‘๎ป๎˜ƒ ๎žฃ๎ž–๎žค๎žฅ๎ทƒ๎žข๎ป‚๎žข๓ฐ‚”๎žฃ ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ž™๏๎žข ๓ฐ†‰๎žข๓ฐ…ญ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žฃ๏‰ฏ๏‰†๎žค๎ถฑ๎˜ƒ๎žฆ๎นณ๎žค๓ฐ‘๎žฆ๓ฐŽต๎žข๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žœ๎žฃ๎ท‚๎žฆ๏…Œ๎žข๏น๎žข๎žœ Artinya โ€œ Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Al Hasan bin Hirasy Al Baghdadi], telah menceritakan kepada kami [Habban bin Hilal], telah menceritakan kepada kami [Mubarak bin Fadlalah], telah menceritakan kepadaku [Abdu Rabbih bin Sa'id] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang akhlaknya paling bagus. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak bicara kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia." Para shahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling banyak bicara itu?" Nabi menjawab "Yaitu orang-orang yang sombong." Berkata Abu Isa Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah dan ini merupakan hadits Hasan Gharib melalui jalur ini. Sebagian mereka meriwayatkan hadits ini dari [Mubarak bin Fadlalah] dari [Muhammad bin Al Munkadir] dari [Jabir] dari Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam namun tidak disebutkan didalamnya dari Abdu Rabbih bin Sa'id dan riwayat ini lebih shahih dan bergosip banyak omong dan ngomong yang mengintai orang untuk berbicara dan membenci mereka.โ€2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโ€™tibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโ€™tibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika diperlukan. Muhamad bin Isa At-Tirmidzi, Jamiโ€™ut Tirmidzi, Hadits No. 6009 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012. Hal. 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 147 Setelah penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyusun menemukan 17 hadits serupa yang tersebar dalam 15 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ž๎บš๎ฝบ๎ฝต๎ฝฏ๎˜ƒ๎ž‚๎ดฟ๎ทฉ๎ถณ๎ถฐ๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๏€˜๎ฟณ๎ž€๎ปค๎ทช๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎บ€๎นป๎˜ƒ๏–ถ๓ฐ†๎ต•๎˜ƒ๎ตŽ๎ถ„๎ดฟ๎ป„๎นญ๎ž€ ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ถ๎ดฟ๎ทฉ๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ถ๎ดฟ๎นป๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žŠ๎žก๎ท‡๎บผ ๎žฃ๎žˆ๎ž€๎ทˆ๎ต—๎ถญ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ตฎ๎ถฆ๎ป”๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎˜ƒ๎žˆ๎ž€๎ทˆ๎ต—๎ถ„๎˜ƒ๏™•๏—–๎žŠ๎ดฟ๎ถŠ ๏Œฑ๏…ฌ๎ท๎ž€๎บš๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡’๎žก๎บ˜๎ทœ๎˜ƒ๎žŠ๎ดฟ๎ถญ๎ธ„๎ผ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ค๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡’๎žก๎ทˆ๎ถณ๎นญ๎ž€ ๎ดฟ๏…Š๏ˆ๓ฐˆซ๓ฐˆ–๎ž€๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡™๏„œ๏„—๎˜ƒ๎žŒ๎ดฟ๎ถฐ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ž‚๎ž€๎žŠ๎ž€๎ทˆ๎นป Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 148 ๎žฃ๎ž‹๎žก๎บš๏ข๓ฐถ๓ฐข๎˜ƒ๎ž‚๏’๏๎บซ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎žŠ๎ทˆ๎ทœ๎˜ƒ๎พณ๎พ—๎ป“๎ตœ๎ถŠ ๎ดฟ๏…Š๏ˆ๓ฐˆซ๓ฐˆ–๎ž€๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡™๏„œ๏„—๎˜ƒ๎ž๎ปค๏„ผ๏„ซ๏„ง๎ž€๎žก๎˜ƒ๎ตŽ๎บค๎ž€๎ปค๎ถณ๎นญ๎ž€ ๎ปณ๎ป”๎ตบ๎ž€๎บš๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎˜ƒ๎ž›๏’๏๓ฐ€”๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žž๎žŠ๓ฐ†™๓ฐ…ฒ๎นป ๓ฐŒŠ๓ฐŠบ๎ž€๏‰ด๏‰’๎ป”๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๎ž›๏’๏๓ฐ€”๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žž๎žŠ๓ฐ†™๓ฐ…ฒ๎นป Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Ahmad bin Al Hasan bin Khirasy Tabi'ul Atba' kalangan pertengahan Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Mubarak bin Fadlolah bin Abi Umayyah Tabi'in tdk jumpa Shahabat Abdu Rabbih bin Sa'id bin Qais bin 'Amru Muhammad bin Al Munkadir bin 'Abdullah bin Al Hudair Tabi'in kalangan pertengahan Jabir bin 'Abdullah bin 'Amru bin Haram Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โ€žadil, tapi ada beberapa rawi yang memiliki dhabt/ kredibilitas yang kurang dibanding perawi hadist shahih. Hadits ini matannya marfu dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโ€™tibar diwan, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah hasan gharib. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 149 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Hadis diatas dengan tegas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyukai orang yang berakhlak mulia dan membenci orang yang paling banyak bicara kata-kata tidak bermanfaat dan memperolok manusia. Bahkan Rasulullah menegaskan orang yang berakhlak mulia kelak akan dekat tempat duduknya bersama Rasulullah. Hadits diatas dapat menjadi motivasi yang kuat untuk menjadikan tujuan Pendidikan Islam yang sebenarnya adalah untuk memperbaiki akhlak. Dalam kehidupan manusia, semua hal telah diatur sedemikian rupa dalam agama Islam baik hubungan dengan Allah atau hubungan sesama manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain , orang yang memiliki ibadah yang baik harus pula memiliki akhlak yang baik sesama manusia. Ini merupakan bentuk kesempurnaan yang agung dalam Islam. Hadits ini juga menekankan tentang kewajiban menjaga lisan karena dari lisan seseorang akan menimbulkan dua hal yaitu kebaikan atau kejelekkan. Maka kita sebagai manusia harus mengatakan hal yang baik-baik kepada orang lain dan meninggalkan kata-kata yang kurang bermanfaat . Apalagi perselisihan sering terjadi berawal dari tajamnya lisan seseorang sehingga menimbulkan perpecahan di kalangan umat islam. Maka dari itu kita harus senantiasa memiliki budi pekerti yang luhur, sebagaimana nasehat yang disampaikan oleh Luqman Al-Hakim kepada anaknya dalam QS. Lukman ayat 19 ๎˜ƒ๎žง๎ธณ๎žฉ๎ถŠ๎ บ๎ปค๎žง๎บฆ๎˜ƒ๎ บ๎บ€๎žฉ๎นป๎˜ƒ ๎ บ๎บŸ๎žจ๎บฉ๎ บ๎ต๎ž€๎žง๎žก๎˜ƒ๎žง๎ธณ๎žฉ๎ถฆ๎ บ๎ป‡๎žง๎นป๎˜ƒ๎ บ๓ฐŒ„๎žฉ๓ฐ‹ค๎˜ƒ๎ บ๎ทˆ๎žฉ๎บซ๎ บ๎ทœ๎ž€๎žง๎žก๎ฐ๎˜ƒ๎˜ƒ๎žฉ๏‰ด๎ บ๏‰‹๎žฉ๏„ผ๎žง๏„ฌ๎ บ๏„ง๎ž€๎˜ƒ๎žจ๎žƒ๎ บ๎ปค๎žง๎บซ๎žง๎นญ๎˜ƒ ๎žฉ๎žƒ๎ž€๎žง๎ปค๎ บ๎บฆ๎žง๏„œ๎ บ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žง๏Š–๎žง๏‰ป๎ บ๎ถ‡๎žง๎ž€๎˜ƒ๎ณ๎žช๎žŸ๎žฉ๎ž€๎˜ƒ Artinya โ€œDan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.โ€ Dalam hadits di atas memerintahkan kita untuk menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak angkuh. Ciri-ciri orang yang rendah hati adalah sederhana dalam berjalan dan berbicara. Sederhana atau wajar dalam berjalan dan berbicara bukan berarti berjalan dengan menundukkan kepala dan berbicara dengan lunak. Akan tetapi, maksudnya ialah berjalan dan berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 150 orang merasa senang melihatnya. Adapun berjalan dengan sikap gagah dan wajar, serta berkata dengan tegas yang menunjukkan suatu pendirian yang kuat, tidak dilarang oleh agama. Akan tetapi kemajuan ilmu pengetahuan, tehnologi yang begitu cepat di negara kita ini, disamping mendatangkan manfaat yang banyak, juga dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi perkembangan bangsa ini. Hal ini ditandai dengan begitu cepatnya pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia secara vulgar terutama bagi kaum mudanya, tanpa memperhatikan, memperhitungkan apakah budaya itu sesuai dengan kepribadian bangsa, norma sosial apalagi norma agama. Dalam hitungan waktu yang relatif singkat, budaya itu merasuk dalam jiwa anak-anak muda, pelajar, mahasiswa, sehingga benih-benih yang sifatnya negatif seperti kenakalan remaja, perkelahian antar pelajar, keterlibatan pelajar dalam narkoba, mencuri, dan sebagainya, hal tersebut selalu menghiasi surat kabar, media televisi kita. Selain , banyak sekali kasus-kasus seperti bullying di sekolah. Bullying merupakan suatu kejadian yang seringkali tidak terhindarkan terutama di sekolah. Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, suatu perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak nyaman. Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia diperlakukan negatif secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui kontak fisik, melalui perkataan atau dengan cara lain dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi sebuah pola oleh seseorang atau lebih. Bullying seringkali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang lebih โ€žlemahโ€Ÿ oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih โ€žkuatโ€Ÿ. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini terjadi di dalam sebuah kelompok misalnya kelompok siswa satu sekolah. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang berpegang pada moralitas tak bisa lain kecuali dari pendidikan, khususnya pendidikan agama. Sebab, moralitas yang Harun Nihaya , bullying di sekolah Dari diakses pada tanggal 18 Oktober 2021. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 151 mempunyai daya ikat masyarakat bersumber dari agama, nilai-nilai agama dan norma-norma agama. Itu semua merupakan problema yang harus dipecahkan oleh semua pihak baik dari orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah secara bersama-sama sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam hal ini sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu mengemban misi moral dan memperbaiki akhlak peserta didiknya dengan melalui pelajaran agama Islam. Guru merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh dalam mendewasakan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang berguna dan memiliki kepribadian yang mencerminkan akhlak yang mulia. B. Hadits tentang Pendidikan Akhlak II 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๓ฐƒƒ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ ๎žฃ๎ตœ๎žฆ๎ต—๎žค๓ฐŠ‹๎žข๓ฐ‰ผ๎˜ƒ๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žค๎บฌ๎žข๓ฐ‰น๎žฆ๓ฐ‰˜๓ฐ™๏„š๎žฆ๏„’๎ป๎˜ƒ ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žฃ๎ธฅ๎žข๎ถจ๎žฆ๎ต—๎žฃ๎บท๎˜ƒ๎ดบ๎žข๓ฐƒ†๓ฐ™๎ดฝ๎žข๏…Œ๎žฆ๏ƒ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žข๎žƒ๎žฃ๎žœ๎ป๎žข๎žƒ๎˜ƒ๎ปŸ๎žฃ ๎ตฟ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰ ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎žข๎žš๏๎žข ๏ˆ๎žฆ๎ถก๎žข๎ต‹๎˜ƒ๎žฃ๏‡ฉ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žฃ๎žƒ๎ปŸ๎žฃ๓ฐ‰น๎žฆ๏Šž๎žข๏Šœ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰ ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎žก๎นข๎žค๎ตต๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žฆ๏‡”๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žค๎ทƒ๎žฆ๎ถจ๎žข๎ต๎˜ƒ ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ ๎žก๎ž–๎žœ๎žฃ๏–ฑ๎žฆ๓ฐ€พ๎žข๎นถ๎˜ƒ ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ ๎žฃ๎ฟ๎žค๎žฅ๎ทƒ๎žข ๏”ง๎žฃ๏—บ๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™š๎žฃ๓ฐŒ‹๎žฃ๎ž…๎ดบ๎žข๎ถก๎žค๎ทฟ๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žฃ๎ž˜๎ปŸ๎žฃ๎บด๎žข๎ž…๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žœ๎žก๎บ•๎žฆ๓ฐ‰น๎žข๓ฐ‰˜๎˜ƒ๎žค๏‡ฉ๎˜ƒ๎žค๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎ปŸ๎žฃ ๎ตฟ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎ดบ๎žŸ๎ป‚๎žค๎žฅ๎ธ‘๎žข๎ทฅ๎žข ๎ถฎ๎žฃ๎นถ๎˜ƒ๏„—๎žข๏„’๎žข๎žœ๎˜ƒ๎ดบ๎žŸ๎ป‚๎žค๎ธ€๎ดบ๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ ๎ณŒ๎žฅ๏•ฎ๎žค๏•‹๎ณŠ๎žฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎˜ƒ ๎žฆ๎นป๎žฃ๎น’๎žข๎ตธ๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™š๎žข๓ฐŒ›๎žข๎žœ๎˜ƒ๎ดบ๎žŸ๎ท—๏๎žข ๏ˆ๎žฆ๓ฐ€๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™˜๎žฃ๏‡ถ๎žฃ๎ถซ๎žค๎บด๎ดบ๎žข๓ฐ€๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎ป๎žข๎ท‚๎žข๎ธฆ๎˜ƒ๏–ผ๎žข๓ฐ€พ๓ฐ‚‡๎˜ƒ๎ž ๎ทฏ๎ถก๎žค๏”ง๎žข๏”ฅ๎˜ƒ๎ž ๎นป๎žข๎บฟ๎žข๎ธ€๎˜ƒ๎ž ๏›๏น๎žค๎ทƒ๎žข๓ฐ€ Artinya โ€œTelah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah meriwayatkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata, Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [A'masy] ia berkata; Aku mendengar [Abu Wa`il] menceritakan dari [Masruq] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah seorang yang buruk perangainya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.โ€2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโ€™tibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโ€™tibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan Muhamad bin Isa At-Tirmidzi, Jamiโ€™ut Tirmidzi, Hadits No. 1975 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 152 syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 21 hadits serupa yang tersebar dalam 17 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๎˜ƒ๎ตŽ๎นป๎ดฟ๓ฐ€™๎˜ƒ๏ƒ‹๏‚ฟ๓ฐ€“๎˜ƒ๎ž…๎บš๎ธ•๎ถณ๎ป„๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๎žž๓ฐ†™๓ฐ…ฒ๓ฐ€•๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๏–ถ๓ฐ•๎ถณ๏”ซ๏‡„๎žฃ๎ท‡๎นป๏‰ด๏‰˜๎นญ๎ž€ ๎ฝซ๎ฝ“๓ฐ–๓ฐŽบ๎ถญ๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๎žข๏‰ด๏‰’๎น—๓ฐ™ ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๏“ค๏“’๎ป„๎นญ๎ž€ ๏—‡๓ฐƒ๎นญ๎ดฟ๎ถฆ๎ป”๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎žˆ๎žก๎ž€๎žˆ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๎ทˆ๎ถฐ๎ป„๎นป ๎žŠ๎ž€๏‰ฒ๏‰’๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ทˆ๎ถฐ๎ป„๏‹œ๏‹‡๎˜ƒ๎žŠ๎ดฟ๓ฐ€”๏”ก๏”’๎ž€๎˜ƒ๎บš๎ธ–๎ถญ๎นญ๎ž€ ๎ž‚๏–ถ๓ฐ†๎ตœ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ทˆ๏…Š๏ˆ๎ดฟ๎ป„๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๏€˜๎ฟณ๎ž€๎žก๎ผฐ๎ผ๎˜ƒ๎ž‚๎บš๎ธญ๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๎ž‚๏‰ด๏‰‹๏†๎ฝŒ๎ž€๎˜ƒ๎žš๎ดฟ๏”ฌ๏˜Œ๎พ Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012. Hal. 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 153 ๎˜ƒ๎นง๎ตบ๎ดฟ๓ฐА๓ฐŠ„๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ค๎˜ƒ๎žŠ๎ž€๎ปค๎ถ‡๏„Ÿ๏„—๎ž€๎žŠ๎ดฟ๎ถณ๏Œบ๏Œน๏Œต๎ž€๎˜ƒ๏•ณ๏•๎ถฐ๎นญ๎ž€ ๎ปณ๎ป”๎ตบ๎ž€๎บš๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎˜ƒ๎ž›๏’๏๓ฐ€”๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žž๎žŠ๓ฐ†™๓ฐ…ฒ๎นป Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Tabi'in kalangan pertengahan Sulaiman bin Daud bin Al Jarud Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Masruq bin Al Ajda' bin Malik bin Umayyah Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash bin Wa'il Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โ€žadil, tapi ada beberapa rawi yang memiliki dhabt/ kredibilitas yang kurang dibanding perawi Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 154 hadist shahih. Hadits ini matannya marfu dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโ€™tibar diwan, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah hasan shahih 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Pendidik guru merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam pendidikan. Guru sebagai pendidik merupakan suatu amanah yang sangat berat untuk dilaksanakan. Dikatakan berat, karena guru harus bisa membimbing dan mengarahkan peserta didiknya ke arah yang positif dan lebih baik, dari semua aspek yang ada pada peserta didik baik dari segi kognitif, afektif, dan guru bisa mengemban amanah sebagai pendidik dengan baik, apabila ia mengerti akan berbagai teori yang menyangkut dirinya yang bertugas sebagai guru. Dalam kaitannya dengan masalah ini, akan dibahas dalam makalah ini berbagai asumsi yang diambil dari sumber utama agama Islam yakni Al-Qurโ€Ÿan dan Al-Hadits. Dalam kedua sumber tersebut terdapat banyak sekali literatur-literatur yang membahas tentang pendidik. Hadis diatas dengan tegas menunjukkan, Rasulullah SAW. Memiliki akhlak yang mulia dan tidak memiliki perangai yang buruk. Sehingga banyak yang mecontoh akhlak mulia beliau tanpa harus disuruh. Dalam perspektif pendidikan Islam, keteladanan uswah merupakan sebuah metode yang sangat efektif diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena keteladanan, hasilnya akan mempengaruhi individu jauh mencapai pada tahap kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surah QS. Al-Ahzaab 21 ๎˜ƒ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๏Œ‚๎žข๏‹ง๎žข๎ž„๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๏”†๎žค๏“จ๏„›๏„’๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž™๎žฆ๎ปŸ๎žข๎ถก๎žฆ๎นจ๎ป๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žข๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎ปŸ๎žฃ๎ธ„๎žฆ๎ผญ๎žข๎ผ„๎˜ƒ๎žข๎žš๓ฐ†”๎žข๓ฐ„ฝ๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข ๏„๎žค ๏„‹๎˜ƒ๎ž ๎ธฅ๎žข๎ถซ๎žข๎บฟ๎žข๎ธ€๎˜ƒ๎ž ๎ฝ๎žข๎ปŸ๎žฆ๎บด๎ณŒ๎ท๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žค๎ž˜๎ปŸ๎žฃ๎บด๎žข๎ž…๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐ‹Ÿ๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™˜๎žฃ๏‡ถ๎žข๓ฐ™›๎นจ๎˜ƒ๎žข๎žš๓ฐ†”๎žข๓ฐ„ฝ๎˜ƒ๎žฆ๎ทƒ๎žข๎ทค๎žข๎นจ๎ป๎žŸ๏‰ฏ๏‰†๎žค๎ถฑ๎žข๎น€๎˜ƒ๎žข๎ฑฎ Artinya โ€œSesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu uswatun hasanah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.โ€ [QS. Al-Ahzaab 21] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung Remaja Rosdakarya. 1994. Hal. 74-75. Departemen Agama RI, Al-Qurโ€™an dan Terjemahannya. Bandung CV Darus Sunnah, 2015. Hal. 420 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 155 Keteladanan dalam proses pendidikan ini juga menjadi tanggung jawab orang tua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak. Dalam proses bimbingan yang dilakukan sejak anak lahir hingga dewasa tidak lepas dari peran orang tua dalam memberikan contoh seperti ibadah, sikap menghormati dan tutur kata yang baik. Maka dalam hal ini, pendidik di sekolah dan orang tua di rumah harus sama-sama bersinergi untuk memberikan keteladanan agar anak memiliki akhlak yang baik. C. Hadits tentang Pendidikan Sosial I 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎ž ๎žƒ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๎บฟ๎žฃ๎นถ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๏•จ๎žข ๏•„๎žฆ๏”ง๎žข๏—บ๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žข๎ธฅ๎žข๎ถจ๎žฆ๎ต—๎žฃ๎บท๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žข๎ฝ๎žข๎žƒ๎ดบ๎žข ๎ถฎ๎žข ๎ท—๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ ๎žก๓ฐ‚ฅ๎žข ๏–‡๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žค๎žฅ๏•ฎ๎žค๏•‹๎ณŠ๎žฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žค๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žฃ๎ธก๎žฆ๎ถซ๎žข๎ต๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๏—‚๎žค๓ฐ‰๎žข๎ž…๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎žข๎žœ๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ๎žค๎ปถ๎žค๎žฅ๎ปฒ๎žข๎ต—๎žฃ๓ฐƒบ๎žฆ๏„‹๎ป๎˜ƒ๎žก๏“Ÿ๎žฆ๏“ƒ๎žข๎บฟ๎žฃ๎ธ€๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎˜๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žฃ๎ฝ๎žข๎žƒ๎ดบ๎žข๎ถฎ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ ๎žก๓ฐ‚ฅ๎žข๏–‡๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ๎žค๎žฅ๏•ฎ๎žค๏•‹๎ณŠ๎žฅ๎ถซ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žค๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎ข๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž " ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žค๎บฟ๎žฆ๎ทฅ๎žข๎ถซ๎žค๎นจ๎˜ƒ ๎ณŒ๎žฅ๎ตฉ๎žค๏”ง๎žฃ๏—บ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๎นถ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎ถก๎žค๎ทฟ๓ฐ™๏„š๎žค๏„’๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎ตฉ๎žค๏”ง๎žฃ๏—บ๎˜ƒ๏•จ๎ณŠ๎žฅ๏•‘๎žข๎ธ€๎˜ƒ๎žฆ๓ฐ™š๎žฃ๓ฐŒ‹๎žฃ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฃ๎นป๎žค๎นถ๎žฆ๎ป’๎žฃ ๎ตธ๎˜ƒ๏„—๎žข๏„’. Artinya โ€œTelah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah meriwayatkan kepada kami [Abu Dawud] ia berkata, Telah memberitakan kepada kami [Syu'bah] dari [A'masy] ia berkata; Aku mendengar [Abu Wa`il] menceritakan dari [Masruq] dari [Abdullah bin Amr] ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah seorang yang buruk perangainya. Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih.โ€2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโ€™tibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโ€™tibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat Muhamad bin Ismaโ€Ÿil Al-Bukhari, Shahih Bukhari Hadits No. 13 Bab. Adab Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 156 hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 87 hadits serupa yang tersebar dalam 48 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๏„Ÿ๏„—๎˜ƒ๎ปป๎ปท๎ป„๎นป๎˜ƒ๎ทด๎ถฆ๏”ฌ๏”ช๎˜ƒ๏ƒ‹๏‚ฟ๓ฐ€“๎˜ƒ๎ž…๎บš๎ธ•๎ถณ๎ป„๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๎ทˆ๎ถฐ๎ป„๏„”๏„๎ž€๎พณ๎พ—๎ตœ๎ถ‡ Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012. Hal. 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 157 ๏—‡๓ฐƒ๎นญ๎ดฟ๎ถฆ๎ป”๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎žˆ๎žก๎ž€๎žˆ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๎ทˆ๎ถฐ๎ป„๎นป ๎žŠ๎ž€๏‰ฒ๏‰’๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ทˆ๎ถฐ๎ป„๏‹œ๏‹‡๎˜ƒ๎žŠ๎ดฟ๓ฐ€”๏”ก๏”’๎ž€๎˜ƒ๎บš๎ธ–๎ถญ๎นญ๎ž€ ๓ฐŒŠ๓ฐŠบ๎ž€๏‰ด๏‰’๎ป”๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๏“ค๏“ˆ๎ถฆ๎นป๎ดฟ๎ป‡๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ทˆ๎ถฐ๎ป„๎นป ๎บ๏”‰๏“ฒ๎˜ƒ๏ƒ‘๏‚ฟ๎บฆ๎ปค๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๏ƒ‹๏‚ฟ๎ตœ๎ตฝ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๏€˜๎ฟณ๎ž€๎žก๎ž‹๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ค๎˜ƒ๏ƒ‘๏‚ฟ๎ตœ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ทˆ๎บซ๎ทฉ๏„”๏„๎ž€ ๓ฐŒŠ๓ฐŠบ๎ž€๏‰ด๏‰’๎ป”๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๎ปŽ๎บน๎žก๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎นธ๎ธš๎ตœ๏„”๏„๎ž€ ๎˜ƒ๎บš๎ธซ๎ดฟ๎ป‘๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๏„Ÿ๏„—๎˜ƒ๎ธช๎ตฝ๎žˆ๎ž€๎ทˆ๎ต—๎ถญ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ธช๓ฐ€ฅ๎ถฆ๎ป‡๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๎บ€๎นป๎˜ƒ๏–ถ๓ฐ†๎ต•๎˜ƒ๎ตŽ๎ถ„๎ž€๏”ฃ๏”’๎ž€๎ฝซ๎ฝ”๎นณ๎ป„๎นญ๎ž€ Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 158 ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎บš๎ฝบ๎ฝต๎ฝฏ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ถ๎ž€๎ปค๎ตœ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ž‡๎ปค๎ถฆ๎ป‡๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎บ€๎ต•๎˜ƒ๎ž‚๎ดฟ๎ทฉ๎ถณ๎ถฐ๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๏€˜๎ฟณ๎ž€๎ปค๎ทช๎นญ๎ž€ ๏•ณ๏•“๎ถฆ๎นญ๎ดฟ๏ข๓ฐถ๓ฐข๎˜ƒ๎ธช๎ถฆ๎ท๎ปค๎บซ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ž‡๎ปค๎ถฆ๎บผ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ค๎˜ƒ๎žŸ๎ปค๎ตœ๎ถ„๎žŠ๏„Ÿ๏„—๎ž€ ๎˜ƒ๎žŸ๎ปค๎ตœ๎ถ„๎žŠ๏„Ÿ๏„—๎ž€๎ฝซ๎ฝ“๓ฐ–๓ฐŽบ๎ถญ๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๎žข๎บš๎ต—๎บซ๎นญ๎ž€ ๓ฐ‚ณ๓ฐ๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žŒ๎ดฟ๎ถญ๎ตœ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๏ ๏พ๎ทˆ๓ฐ€•๎˜ƒ๎บ€๎นป๎˜ƒ๎บ๏”‰๏“ฒ ๎žฃ๎บš๎ธš๎ป‡๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๎ธช๎ถฆ๎ป„๓ฐ‚Œ๏„ผ๏„ซ๏„ง๎ž€๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐ‹ถ๎ดฟ๎นป๏„Ÿ๏„—๎ž€ ๎ตฎ๎ถฆ๎ป”๎ฝน๎ฝต๎ฝฏ๎˜ƒ๎บ‹๎ตฝ๎บš๎ทช๎ถณ๎นญ๎ž€๎žก๎˜ƒ๎ตŽ๏„ผ๏„ฐ๏„ง๎ž€๎˜ƒ๎žž๎ดฟ๎ธซ๎žก๎ผ๎˜ƒ๏™–๎พถ๎ปค๎นป ๎ž๏’๏๏†๎ฝŒ๎ž€๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡™๎˜ƒ๏Š–๏‰ป๎ถ„๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๏„Ÿ๏„—๎˜ƒ๎ธช๎ถฐ๎ป„๎นญ๎ž€ ๎˜ƒ๎ธช๓ฐ€“๎ดฟ๏„ผ๏„ฐ๏„ง๎ž€๎žก๎˜ƒ๎ธช๎ถฐ๎ป„๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎นง๎ธซ๎ผ๎˜ƒ๎žˆ๎ดฟ๎ทฉ๎ถณ๎ต•๎ž€๎˜ƒ๎ž๎ปค๎บฆ๎ผ๎˜ƒ๎ž†๏–ถ๓ฐ€ป๓ฐŒŠ๓ฐŠญ๓ฐ†™๓ฐ…ฒ๎นญ๏’๓ฐฎ๓ฐข ๏ƒ‘๏‚ฟ๎ถฆ๎ทฉ๎ตœ๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๏‰ด๏‰‹๎ถญ๎น—๓ฐ™ ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎บ๎ดฟ๎ทช๎ตœ๎บฉ๎นญ๎ž€ Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 159 ๎พณ๎พ—๎ตœ๎ถ‡๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๏„Ÿ๏„—๎˜ƒ๎žŸ๎ดฟ๓ฐ–๓ฐ๎บฆ๎ผ๎˜ƒ๎žŠ๎ดฟ๎ถญ๎ธ„๎ผ ๎˜ƒ๎ทˆ๎ธซ๏”ก๏”’๎ž€๎žœ๎žŠ๎ดฟ๎ถญ๏„”๏„๎ž€๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡™๏„œ๏„—๎˜ƒ๎บ‹๎ตบ๎ดฟ๎ทœ๏”ฃ๏”’๎ž€๎žก ๎žฃ๎ž‹๎žก๎บš๏ข๓ฐถ๓ฐข๎˜ƒ๎ž‚๏’๏๎บซ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎žŠ๎ทˆ๎ทœ๎˜ƒ๎พณ๎พ—๎ป“๎ตœ๎ถŠ Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Musaddad bin Musrihad bin Musribal bin Mustawrid Yahya bin Sa'id bin Farrukh Tsiqah Mutqin, Hafidz, Imam, Qudwah Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Syu'bah bin Al Hajjaj bin Al Warad Tabi'ut Tabi'in kalangan tua Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 160 Qatadah bin Da'amah bin Qatadah Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โ€žadil, matannya mafru dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโ€™tibar diwan, hadits ini berada di dalam kitab Shahih, yang diyakini hanya memuat hadits-hadits shahih. Maka dari semua tinjauan ini, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah shahih. 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Islam mengajarkan manusia untuk hidup bersosialisasi dengan yang lainnya. Baik itu bersosialisasi di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dengan terciptanya social yang baik di semua tempat, maka akan tercipta ketenangan dan ketentraman. Latar belakang suku, bangsa, agama, dan yang lainnya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk saling mengenal dan berteman dengan siapapun. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, khususnya bila dilihat dari segi etnis / suku bangsa dan agama. Konsekuensinya, dalam menjalani kehidupannya masyarakat Indonesia dihadapkan kepada perbedaan โ€“ perbedaan dalam berbagai hal, mulai dari kebudayaan, cara pandang hidup dan interaksi antar individunya. Hadits diatas menjalaskan bahwasanya kita diperintahkan untuk mencintai sesama, bahkan seperti mencintai diri sendiri. Implementasi dari rasa cinta ini adalah saling tolong menolong dan memberikan manfaat bagi yang lainnya. Rasa cinta yang diberikan sesama ini dengan mengesampingkan perbedaan yang ada, agar tidak terjadi perpecahan. Saling menyayangi diantara sesama manusia merupakan salah satu indikator seseorang berakhlak. Dalam hal ini erat kaitannya dengan hubungan sesama manusia atau disebut dengan hablum min-annas. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 161 Islam mengajarkan kedamaian , ketentraman dan persaudaraan. Dengan akhlak yang baik maka akan tercipta persaudaraan dan ketentraman diantara sesama manusia. Akan tetapi akhlak yang buruk akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan diantara sesama manusia. Tentu hal iniharus menjadi perhatian besar bagi semua orang untuk senantiasa memperbaiki akhlaknya menjadi lebih baik agar tercipta kemashalatan bersama. D. Hadits tentang Pendidikan Sosial II 1. Nash dan Terjemah Hadits ๎˜ƒ๎žฆ๎ผ„๎žข๎บ•๎žฃ๎ธฆ๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐŠฒ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žค๎žš๎ดบ๎ณŠ๎žฅ๎นน๎ณŠ๎žฅ๎บฟ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žก๓ฐ„–๎žค๎ฝ‡๎ดบ๎žข๎บก๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐŠฒ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎žก๏Š‘๎žฆ๏‰ถ๎žข๎ตฟ๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐŠฒ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๓ฐ‹ฟ๎žข ๓ฐ‹ฑ๎žฆ๎ปŸ๎žข๎นถ๎˜ƒ๎žก๎žฅ๎ปฎ๎žข๓ฐŠ‹๎žฃ๓ฐ‰ผ๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žข๎ต๎˜ƒ๎ž ๓ฐฑ๎žค ๓ฐ๎ดบ๎žข๎นถ๎˜ƒ๏‚ถ๎žค๏‚–๎žข๏ณ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ๎žฃ๎นข๎ถก๎žค๎ต๎ดบ๎žข๓ฐŠ‹๎žฆ๓ฐ‰ผ๎ณŽ๎น๎˜ƒ๎ดบ๎žข๏…๎žข๏‰๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๓ฐ€๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎žš๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žข๎ฝ๎žข๎ผญ๎˜ƒ๎žข๎ท˜๎˜ƒ ๎žฃ๎บฌ๎žข๎ป๎žข๎ต—๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข ๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎ทƒ๎žข๎ถฎ๎žฆ๎บท๎ป๎˜ƒ๎žก๎บ†๎ตธ๎žค๎บ•๎žข๎ป๎žค๎ตฟ๎˜ƒ๏—‚๎žค๓ฐ๎žฆ๏‹—๎žข๏Šป๎˜ƒ๎ž ๎นข๎žฃ๓ฐ€”๎žข๎ž…๎˜ƒ๎ดบ๎žข๎นน๎žข๎ถซ๎žฆ๓ฐ‚‡๎žข ๓ฐฅ๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ท—๎˜ƒ๎žข๓ฐ™—๎ณŠ๎žฅ๎ปฒ๎žข๎บด๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ธก๎žฆ๎ถก๎žข ๎นฎ๎žข๓ฐ€Ž๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๏ƒ†๎ณŠ๎žฅ๏‚บ๎žข๎บก๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ปŸ๎žฃ๎บด๎žข๎ž…๎˜ƒ๎ป๎žŸ๏‰ฏ๎žฆ๏‰ƒ๎žค๎ตฟ๎˜ƒ๎žข๎ทƒ๎žข๓ฐ€”๎žข๎ปŸ๎˜ƒ๎žข๎ต„๎žข๎นฎ๎žข ๎ตฟ๎˜ƒ๎žฆ๎ทƒ๎žข๎ทค๎žข ๎นจ๎˜ƒ๎žฃ๎นข๎žฃ๓ฐ€”๎ณŠ๎žฅ๏”ž๏”๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ทค๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žค๎บฌ๎žข๎ป๎žข๎ต—๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žค๎นถ๎˜ƒ๎ž๎žข๏‰ฏ๎ณŠ๎žฅ๏‰–๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žฃ๓ฐ†๎žฃ๓ฐ„ฝ๎ณ๎ดฝ๎žข๓ฐ‚ผ๎˜ƒ๎žฃ๎ตž๎žข๎ธจ๎žฆ๎นฎ๎žข๎ตธ๎˜ƒ๎ž ๎ตฉ๎žฆ๓ฐ…Ÿ๎žข๓ฐ„ฝ๎˜ƒ๎ป๎žข๎ž„๎ณŽ๎ดน๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žข๎ž€๎žข๏”†๎žข๏“จ๎˜ƒ๎ณŠ๎žฅ๓ฐˆ๎žฃ๓ฐŒผ๎˜ƒ๎žข๎ผ๎žค๏–ฑ๎žข๓ฐ๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎ดบ๎žข๓ฐ‘๓ฐŽต๎žค๎ท˜๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎žข๏‰ญ๎žข๏‰๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎ป๎žข๎ท‚๎žข๎ธฆ๎˜ƒ๎˜ƒ๎žข๓ฐ‡ฎ๎žข๎บฟ๎žฆ๎นถ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎ณŠ๎žฅ๓ฐˆ๎žฃ๓ฐŒผ๎˜ƒ๎žฃ๎ธก๎ณŠ๎žฅ๎ทฅ๎žฃ๎ทฟ๎˜ƒ๓ฐ™๏๎žข ๏ˆ๎žข๓ฐ™–๎žข ๓ฐ‰๎˜ƒ๎žข๏‰ฏ๎žฆ๏‰ƒ๎žค๎ถจ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎žข๏‰ญ๎žข๏‰๎žข๎ท˜๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐŠฒ๎˜ƒ๎žข๎ต„๎žข๎นฎ๎žข๎ตฟ๎˜ƒ๎žข๎žš๓ฐ†”๎žข๓ฐ„ฝ๎˜ƒ๎žž๎žค๓ฐˆฅ๎ณŠ๎žฅ ๓ฐˆ‘๎ป๎˜ƒ๎žฃ๎นข๎žฆ๎ถฑ๎žค๎นถ๎˜ƒ๎žค๎บฌ๎žข๎ป๎žข๎ต—๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žฆ๎นป๎žค๎นถ๎˜ƒ ๎žข๎ตฉ๎žฆ๓ฐ…Ÿ๎žข๓ฐ…ญ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ตฉ๎žฆ๓ฐ…Ÿ๎žข๓ฐ…ญ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๎ฝ ๎žข๎ฝŽ๎žข๎บฟ๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žค๎ธก๎ถก๎žค๎ทฅ๎žค๎ตฟ๎˜ƒ๎žฃ๓ฐ‡ผ๎˜ƒ๎žค๎žฅ๓ฐ†๎žฃ๓ฐ„ฝ๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐ‹Ÿ๎˜ƒ๎žฆ๎นณ๎žข๎ต—๎žข๎ถ‚๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ดบ๎žข๎ทค๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎ป๎žŸ๏”†๎žฆ๏“ญ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žค๓ฐˆ๎žค๓ฐŒฉ๎ดบ๎žข๓ฐ‘๎žข๓ฐŽผ๎žฆ๎นจ๎ป๎˜ƒ๓ฐŒ…๎žค๓ฐ‹Ÿ๎˜ƒ๎ดบ๎žข๎ถซ๎žข ๎นจ๎˜ƒ ๎ณŠ๎žฅ๎žš๎ณŽ๓ฐ‘ธ๎žข๎žœ๎˜ƒ๎žค๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๎ž˜๎ปŸ๎žฃ๎บด๎žข๎ž…๎˜ƒ๎ดบ๎žข๓ฐ‚ผ๎˜ƒ๎ป๎ปŸ๎žฃ๎นจ๎ดบ๎žข ๎ท—๎˜ƒ๎žฃ๓ฐˆ›๎žข ๓ฐˆ‘๎˜ƒ๎žข๎บ•๎žข๎ทฅ๎žข๎ต’๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žฃ๓ฐˆ›๎žข ๓ฐˆ‘๎˜ƒ๎žฃ๎ฑฎ๎ณŠ๎žฅ๎ฑญ๎ฑฌ๎ป๎˜ƒ๎žข๏Š‘๎žข๏‰ถ๎žข๎ป‚๎žข๎ท˜๎˜ƒ๎žก๎ทƒ๎žค๎ถจ๎žข๎น€๎˜ƒ ๎žค๎พ๎ป๎žข๎ž„๎˜ƒ๎˜ƒ๎ž ๏”†๎žฆ๏“ญ๓ฐ™๎ท๎˜ƒ๎žก๎ธฅ๎žข๎ถจ๎žฆ๎ปŒ๎žข๎ž… Artinya โ€œTelah menceritakan kepada kami [Isma'il] telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Sumayya] bekas budak Abu Bakr, dari [Abu Shalih As Samman] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Pada suatu ketika ada seorang laki-laki sedang berjalan melalui suatu jalan, lalu dia merasa sangat kehausan. Kebetulan dia menemukan sebuah sumur, maka dia turun ke sumur itu untuk minum. Setelah keluar dari sumur, dia melihat seekor anjing menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata dalam hatinya; 'Alangkah hausnya anjing itu, seperti yang baru ku alami.' Lalu dia turun kembali ke sumur, kemudian dia menciduk air dengan sepatunya, dibawanya ke atas dan diminumkannya kepada anjing itu. Maka Allah berterima kasih kepada orang itu diterima-Nya amalnya dan diampuni-Nya dosanya.' Para sahabat bertanya; 'Ya, Rasulullah! Dapat pahalakah Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 162 kami bila menyayangi hewan-hewan ini? ' Jawab beliau 'Ya, setiap menyayangi makhluk hidup adalah berpahala."2. Analisis Kualitas Hadits Kualitas sebuah hadits dapat ditentukan dengan melakukan dua cara, yakni tashih dan iโ€™tibar, yang keduanya memerlukan takhrij terlebih dahulu. Tashih dengan menentukan kualitas hadits berdasarkan kajian dirayahnya dengan menilai rawi dan sanad. Iโ€™tibar yaitu menentukan kualitas hadits berdasarkan kitab hadits, berdasarkan syarahnya dan berdasarkan pembahasan kitabnya. Takhrij adalah menunjukkan tempat hadits pada sumber aslinya yang mengeluarkan hadits tersebut dengan sanadnya dan menjelaskan dan menjelaskan derajatnya ketika penyusun melakukan takhrij pada hadits di atas, penyususn menemukan 17 hadits serupa yang tersebar dalam 15 kitab hadits. Dengan demikian terdapat beberapa jalur periwayatan hadits tersebut. Berikut ini penjabarannya ๏•ณ๏•™๎ถฆ๓ฐจ๓ฐข๎ž€๎˜ƒ๏•ญ๏•‰๏”ฌ๏—ฟ๎˜ƒ๎ธช๎ตฝ๎ž€๎žก๎žŠ๎˜ƒ๓ฐถ๓ฐข๎ดฟ๎นป๎˜ƒ๎ต‚๎ป‘๎ปค๎นป Muhamad bin Ismaโ€Ÿil Al-Bukhari, Shahih Bukhari Hadits No. 6009 Bab. Adab Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2012, 189. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 163 ๎ฝซ๎ฝ“๓ฐ–๓ฐŽบ๎ถญ๓ฐจ๓ฐข๎˜ƒ๎žข๏‰ด๏‰’๎น—๓ฐ™ ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๏“ค๏“’๎ป„๎นญ๎ž€ ๓ฐถ๓ฐข๎ดฟ๎นป๎˜ƒ๎ต‚๎ป‘๎ปค๎นป๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠบ๎ดฟ๎ถญ๓ฐ‚Œ๎ป‡๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎บ€๎ป„๏†Ž๎ฝŒ๎ž€๎˜ƒ๏‡ฎ๏‡™๎˜ƒ๎ทˆ๓ฐ‰พ๏Šฃ๏Šก๎˜ƒ๎ธช๎ตฝ๎ž€๎žก๎ผฒ๎ผ ๎žฃ๎บš๎ธซ๏”ก๏”’๎ž€๎˜ƒ๎ตฎ๎ตœ๎บซ๎นป๎˜ƒ๓ฐŒŠ๓ฐŠท๎ผ๎˜ƒ๎ธช๎ตฝ๎ž€๎žก๎ผฒ๎ผ๎˜ƒ๓ฐถ๓ฐข๎ดฟ๎นป๎˜ƒ๎ต‚๎ป‘๎ปค๎นป Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 164 Kemudian hadits tersebut dianalisis dengan cara tashih. Pertama penyusun mengidentifikasi para perawi hadits tersebut. Berikut ini hasilnya Musaddad bin Musrihad bin Musribal bin Mustawrid Yahya bin Sa'id bin Farrukh Tsiqah Mutqin, Hafidz, Imam, Qudwah Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa Syu'bah bin Al Hajjaj bin Al Warad Tabi'ut Tabi'in kalangan tua Qatadah bin Da'amah bin Qatadah Anas bin Malik bin An Nadlir bin Dlamdlom bin Zaid bin Haram Berdasarkan data ini, maka kita dapat mengatakan seluruh perawinya โ€žadil, matannya mafru dan sanadnya muttasil. Kemudian jika ditinjau berdasarkan iโ€™tibar diwan, hadits ini berada di dalam kitab Shahih, yang diyakini hanya memuat hadits-hadits shahih. Maka dari semua tinjauan ini, dapat dinyatakan bahwa kualitas hadits ini adalah shahih. 3. Analisis Isi Kandungan Hadits Islam merupakan agama yang sempurna, dimana seluruh aspek kehidupan manusia telah diatur sedemikian rapi. Hal ini karena Islam datang membawa kasih sayang dan rahmat bagi alam semesta. Di antara bentuk rahmat agama ini bahwa ia telah sejak dahulu menggariskan kepada pemeluknya agar berbuat baik dan menaruh belas kasihan terhadap binatang. Prinsip ini telah ditancapkan jauh sebelum munculnya organisasi/kelompok pecinta atau penyayang binatang. Hadits di atas mengisyaratkan bahwa dengan memberikan air kepada binatang saja dapat mengantarkan manusia masuk ke dalam surga. Karena menyayangi binatang adalah bagian dari ajaran agama ini, maka sepanjang sejarah umat Islam, mereka menjaga dan menjalankan prinsip ini dengan baik. Namun ada perbedaan yang Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 165 sangat mendasar antara keumuman kelompok pecinta binatang dengan kaum muslimin dalam hal menyayangi binatang. Kaum muslimin melakukannya karena sikap patuh terhadap perintah agama dan adanya harapan mendapatkan pahala serta takut terhadap azab neraka bila sampai menzalimi binatang. Islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Binatang adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Binatang juga butuh makan dan minum sama seperti manusia. Ketika kita berbuat baik kepada binatang, maka Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda tanpa terkecuali. Selain itu, ketika menggunakan hewan untuk membantu dalam mencari nafkah kita pun harus memiliki adab yang baik terhadapnya. Harus menyayang dan tidak menyiksa tanpa alasan yang dibenarkan, apalagi hewan yang dilarang dibunuh dalam aturan agama Islam. Rasulullah SAW bersabda tentang diazabnya seorang perempuan karena, mengurung seekor kucing sampai meninggal. ๎˜ƒ๎žง๎ž๎ดฟ๎žง๎ทœ๎˜ƒ๎ปป๎ปท๎บน๎žก๎˜ƒ๎ธฆ๎ถฆ๎นณ๓ฐ€“๎˜ƒ๎ฑณ๎Ÿ‰๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๏ƒ‹๏‚ฟ๎บฆ๎˜ƒ๎žฉ๎ฑณ๎ณ๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๎žง๎ž๎ปค๎žจ๎บน๎žง๎žŠ๎˜ƒ๎ณ๎žช๎žŸ๓ฐ™•๎ผ๎˜ƒ๓ฐ™ ๎˜ƒ๎ดฟ๎นพ๓ฐ–๓ฐ„๎ต•๎˜ƒ๎ฑณ๎Ÿ‰๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๏—๓ฐŽ๎žŠ๎˜ƒ๓ฐ™ ๎˜ƒ๎žง๎บš๎žง๓ฐ‰พ๎žจ๓ฐ‰๎˜ƒ๎žฉ๏‡ฎ๎žซ๏‡™๎˜ƒ๎žฉ๎ฑณ๎ณ๎žช๎ฑฒ๎ฑฑ๎ž€๎˜ƒ๎žฉ๎ทˆ๎žซ๎ถญ๎žง๎ต•๎˜ƒ๎žซ๎บ€๎žง๎ต•๎˜ƒ๎˜ƒ๎ฃ“๎˜ƒ๎˜ƒ๎˜ƒ๎žฅ๎ž‚๓ฐ™•๎ผ๎žง๏…ฝ๎žซ๏…ฎ๎ž€๎˜ƒ๎žฉ๏ž๎žง๏…๎žฉ๎žช๎ท‡๎žจ๓ฐ€“ ๎˜ƒ๎žง๏„œ๏„—๎žง๎žก๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๓ฐ–๎žซ๓ฐ‡๎žง๎นพ๎žง๎ตœ๎žซ๎ป‘๓ฐ™•๎ผ๎˜ƒ๎žง๓ฐŒŠ๎žฉ๓ฐ‹บ๎˜ƒ๎žง๏„œ๏„—๎˜ƒ๎ง๎žง๎žŠ๎ดฟ๎ณ๎žช๎ถฐ๎นญ๎ž€๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๓ฐ–๓ฐŽบ๎žฉ๎ท๎˜ƒ๎žซ๎ตก๎žง๎นณ๎žง๓ฐ€”๎žง๎ทˆ๎žง๎ท๎˜ƒ๎ง๎žซ๏ž๎žง๏‹๎ดฟ๎žง๎นป๎˜ƒ๏•ญ๎ณ๎žช๏•–๎žง๎ธ…๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๓ฐ–๎žซ๓ฐ‡๎žง๎ถฐ๎žง๏”ฐ๎žง๏‹Ÿ๎˜ƒ๎žฆ๎ž‚๎ณ๎žช๎บš๎žฉ๎ธซ๎˜ƒ๓ฐŒŠ๎žฉ๓ฐ‹ค๎˜ƒ๎˜ƒ๎žง๓ฐŒŠ๎žฉ๓ฐ‹บ๎˜ƒ๎žง๏„œ๏„—๎žง๎žก๎˜ƒ๎ง๎ดฟ๎žง๓ฐ–๎žซ๓ฐ‡๎žง๎ป„๎žง๓ฐ‚“๎žง๓ฐ€•๎˜ƒ๎žซ๎ž‰๎ณ“๎พ๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๓ฐ–๎žซ๓ฐ‡๎žง๎ทฉ๎žง๎บน ๎˜ƒ๎žฉ๎ž๎žซ๎žŠ๓ฐ™•๏„Ÿ๏„—๎ž€๎˜ƒ๎žฉ๎ž๎ดฟ๎žง๎ป‡๎žง๎ธ„๎˜ƒ๎žซ๎บ€๎žฉ๎นป๎˜ƒ๎žจ๓ฐ†”๎žจ๓ฐ…‚๎ณ’๎ต‚๎žง๓ฐƒŽ๎˜ƒ๎ดฟ๎žง๓ฐ–๎žซ๓ฐ‡๎žง๎น…๎žง๎ผฒ๎žง๎ผ– Artinya โ€œDari Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda seorang perempuan diazab karena menyiksa seeker kucing yang diikat sampai mati. Allah pun memasukannya ke neraka. Perempuan itu tidak memberikan makan atau minum ketika mengurungnya. Tidak juga membiarkannya mencari makan dari serangga-serangga di bumi.โ€ Muttafaqun โ€žAlaihi Diantara makhluk ciptaan Allah adalah hewan. Baik hewan, maupun manusia, sama-sama merupakan ciptaan Allah Swt. Allah Swt. memang menakdirkan hewan untuk ditundukkan oleh manusia karena manusia memiliki akal pikiran. Sebagian hewan ada yang memang berbahaya dan manusia harus menjauhinya, tapi ada juga yang Allah takdirkan hewan tersebut dimanfaatkan Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 166 Binatang merupakan makhluk ciptaan Allah, Nabi Muhammad sangan dikenal dengan sifatnya yang sangat menyayangi binatang, salah satu hewan kesukaanya adalah kucing, di dalam suatu hadis diriwayatkan ketika kucingnya sedang tidur di tangannya, beliau tidak membangunkan kucing tersebut, karena Rasul mempunyai sifat penyayang yang luar biasa terhadap hewan, beliau rela merobek pakaiannya demi kucing tersebut. karena binatang juga sama seperti manusia yang mempunyai menganjurkan agar manusia dapat berperilaku dengan baik terhadap binatang, apabila manusia dapat menjaga kelestraian lingkungannya, maka alam pun akan bersahabat dengan nya. namun meskipun Rasul sangat menyayangi semua binatang, tetapi ada riwayat yang menjelaskan bahwa ada binatang yang dianjurkan umatnya untuk dibunuh, terdapat beberapa hadis yang menganjurkan membunuh hewan. Dalam persoalan hadis anjuran membunuh hewan bertentangan dengan sifat Rasulullah yang yang sangat menyayangi hewan dan menganjurkan kepada umatnya agar tidak membunuh hewan dengan sembarangan. KESIMPULAN Hadits yang berkaitan dengan pendidikan akhlak dapat kita temukan pada hadits riwayat Muhamad bin Isa At-Tirmidzi dalam kitab Jamiโ€™ut Tirmidzi Hadits No. 6009 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Derajat hadits ini hasan gharib. Dari hadits ini dapat dirumuskan bahwa Rasulullah melarang manusia untuk memperolok-olokkan manusia yang lain. Dalam hal ini manusia diperintahkan untuk menjaga sikap dan lisannya. Selanjutnya terdapat hadits hasan yang berkaitan dengan pendidikan akhlak, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Muhamad bin Isa At-Tirmidzi dalam Jamiโ€™ut Tirmidzi, ,Hadits No. 1975 Bab. Berbakti dan menyambung silaturrahim. Hadits ini mengisyaratkan pentingnya keteladanan uswah dari seorang pendidik. Dalam perspektif pendidikan Islam, keteladanan uswah merupakan sebuah metode yang sangat efektif diterapkan oleh seorang guru dalam proses pendidikan. Karena Suanto. Larangan menyiksa Binatang, Jurnal Uin Alauddin Makasar vol 8 no 1 2017, 60 Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 167 keteladanan, hasilnya akan mempengaruhi individu jauh mencapai pada tahap kebiasaan, tingkah laku dan sikap. Keteladanan ini harus dilakukan oleh pendidik di sekolah dan orang tua di rumah. Hadits tentang pendidikan sosial terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Hadits No. 13 Bab. Adab. Kualitas hadits ini adalah shahih. Hadits ini menjelaskan tentang perintah untuk saling mengenal dan mencintai sesama manusia walawpun memiliki latar belakang yang berbeda. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dengan saling mencintai akan menciptakan persaudaraan dan ketentraman dan dengan saling membenci akan menciptakan perpecahan dan perselisihan. Selanjutnya terdapat hadits shahih yang berkaitan dengan pendidikan social lainnya, yakni hadits yang diriwayatkan oleh Hadits No. 6009 Bab. Adab. Hadits ini mengisyaratkan kepada manusia untuk menyayangi semua makhluk ciptaan Allah SWT termasuk binatang. Dalam Islam dijelaskan binatang yang harus dibunuh dan tidak boleh dibunuh. Membunuh binatang pun diperbolehkandengan alasan yang diperbolehkan dan sesuai syariโ€Ÿat islam, bukan dengan tujuan ingin menyakiti dan menyiksa. DAFTAR PUSTAKA Buku Ahmad. Implementasi Akhlak Qurโ€™ani. 2002 Bandung PT Telekomunikasi Indonesia. Al-Qaththan, Manna. 2012. Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta Pustaka Al-Kautsar Departemen Agama RI. Al-Quran Terjemahan. 2015. Bandung CV Darus Sunnah Munawwir, 2007. Kamus Al-Munawwir Indonesia Dan Arab. Surabaya Pustaka Progressif. Al-Bayan Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Hadist / Volume 5, Juni 2022 / p-ISSN 2615-2568 e-ISSN 2621-3699 168 Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung Remaja Rosdakarya. Jurnal & Internet At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. Jamiโ€™ut Tirmidzi, Diakses pada tanggal 17 Oktober 2021. Nihaya, Harun. bullying di sekolah Dari diakses pada tanggal 18 Oktober 2017 Suanto. 2017. Larangan menyiksa Binatang. Jurnal Uin Alauddin Makasar Vol. 8 No .1 Usiono. 2017. Potret Rasulullah sebagai Pendidik. Jurnal ANSIRU Vol. 1 No. 1. Dwi Wulan SariNilai akhlak begitu penting ditanamkan bagi peserta didik dari dini agar menciptakan kehidupan yang baik dan mampu menjunjung nilai-nilai agama serta budaya leluhur bangsa. Kurangnya kesadaran posisi sentral dari peserta didik sehingga terdapat pengabaian terhadap akhlak dan karakteristiknya. Karakteristik akhlak menjadi ciri khas yang harus dimiliki oleh peserta didik agar tercipta keselarasan antara bagian pendidikan dan arah yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang aktualisasi hadis terhadap krisis akhlak peserta didik. Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan kualitatif dengan jenis penelitian studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktualisasi akhlak yang sesuai hadis dan harus dimiliki oleh peserta didik meliputi niat, sabar, ikhlas, jujur, tawadhu dan tawakal Unang WahidinAhmad SyaefuddinThe development of science and technology increasingly encourage renewal efforts in the utilization of technology results in teaching and learning process. One of the technology that can be used in teaching and learning process is education media. Educational media used must be adapted to the development and demands of the times. Support the right educational media used in teaching and learning process will facilitate the achievement of learning objectives can be. Therefore, the education media will affect the absence of a complete and appropriate learning information target, and affect the outcome of the learning process. At the beginning of the spread of Islam has been known teaching and learning activities, when the media has been there and education has been applied by the Prophet Muhammad SAW in teaching science and Islamic law to the friends. Some educational media clusters expressed in the Qur'an and al-Hadith, among others Audio education media contained in al-Qur'an letter al-'Alaq 96 verse 1; Al-Isra '17 verse 14; Al-Ankabut 29 verse 45; Al-Muzammil 73 verse 20. In addition, in the hadith there are several terms used to indicate the use of visual media in learning, such as drawings, gravel and fingers. Keyword Media, Education, Islam, Al-Qurโ€™anLarangan menyiksa BinatangSuantoSuanto. 2017. Larangan menyiksa Binatang. Jurnal Uin Alauddin Makasar Vol. 8 Rasulullah sebagai PendidikUsiono. 2017. Potret Rasulullah sebagai Pendidik. Jurnal ANSIRU Vol. 1 No. 1.

Pengertiansanad adalah rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang menghubungkan satu hadis sampai pada nabi saw. pengertian matan adalah perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya. pengertian rawi adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang

Uploaded byNurus Syifaul Muhtar 0% found this document useful 0 votes1K views6 pagesDescriptionqwqwCopyrightยฉ ยฉ All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes1K views6 pagesAyat Dan Hadist KebudayaanUploaded byNurus Syifaul Muhtar DescriptionqwqwFull descriptionJump to Page You are on page 1of 6Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Hadishadis Keutamaan Taubat. BincangSyariah.Com โ€“ Taubat merupakan kembali dari hal yang tercela menuju hal yang terpuji menurut agama. Di dalam kitab Lubbabul Hadis bab kedua puluh tiga, imam As-Suyuthi (w. 911) menuliskan sepuluh hadis tentang fadhilah atau keutamaan taubat yang perlu kita perhatikan sebagaimana berikut. ๏ปฟArticlePDF Available AbstractPerkataan Nabi Muhammad tidak bisa dipisahkan dengan konteks situasi yang dihadapinya. Konteks tersebut bisa jadi situasi sosial, politik, ekonomi dan budaya. Terdapat beberapa hadis yang harus dipahami dengan mempertimbangkan konteks sosio-kultural lokal Arab. Paper ini akan membahas tentang dialektika hadis dengan budaya lokal Arab. Dengan menggunakan pendekatan kontekstual, bisa disimpulkan bahwa terdapat hadis-hadis yang berlaku universal di samping juga terdapat hadis-hadis yang hanya berlaku temporal dan tentatif. Hadis-hadis temporal dan tentatif ini direkomendasikan untuk ditafsirkan ulang daripada langsung diterima dan digunakan sebagai sebuah aturan yang final. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available Rozian KarnediUnderstanding of Isbฤl Hadiths in a Sociological Perspective This study aims to further analyze the differences among Muslims in understanding the isbฤl hadith focused on two questions. First, whether the isbฤl prohibition contained in various pure hadiths is religious normativity or sociological reasons for particular interests. Second, how is the best way to understand the isbฤl hadith prohibition. The study of this issue uses a sociological approach and thematic correlative methods. The study results found that the hadiths that prohibit isbฤl are tasyri'iyyah hadith legal /normative, but the law is not universal but conditional. It happens because the emergence of the hadiths prohibiting isbฤl is inseparable from the sociological factor at that time, which was a form of rejection of the Prophet Muhammad PBUH against the jahiliyyah culture. The correlative study of the hadith found that 'illat prohibiting isbฤl is khuyyala' arrogance. The proper understanding of this hadith is a contextual understanding using the rules of ushul fiqh yadลซrul แธฅukmi ma'a al-'illah wujลซdan wa'adaman the application of the law is closely related to the presence or absence of 'illat. The prohibition isbฤl aimed specially for people who do it because of their arrogance, not to people who do it without their arroganceMahbub Ghozali Achmad Yafik MursyidUsing ideology in interpretation has become a major problem since the codification of interpretation. This kind of interpretation model emphasizes the meaning leads to a certain ideology to expand the range of understanding through publications. This was done by Hassan in his work, Tafsir al-Furqan, who made it as a medium of da'wah to spread Persis's belief about Islam. This study aims to find the ideological narrative in Hassan's interpretation. This study uses a qualitative method with content analysis as a data analysis tool to achieve this goal. This study finds that Hassan's efforts to provide a normative understanding of Islam with purification efforts start from positioning the Qur'an as the main guide that eliminates all existence of previous traditions. With this argument, all forms of tradition preservation and knowledge development cannot be the basis for forming a new religious practice that is not found in the Qur'an. Muslims must fully adhere to the Qur'an as the basis of Persis al-Bukhari Hadis No. 1865Al-BukhariN ImamAl-Bukhari, Imam. "Shahih al-Bukhari Hadis No. 1865." CD alMakktab al-Syamilah al-Isdar al-Maktab al-SyamilahAbdul Al-UbbadMuhsinAl-Ubbad, Abdul Muhsin. "Syarah Sunan Abi Daud." Software al-Maktab al-Syariah al-Islamiyyah. Ardan Dar al-NafaisMuhammad AsyurAsyur, Muhammad Thahir bin. 2001. Maqashid al-Syariah al-Islamiyyah. Ardan Dar untuk Pemula TerjJasser AudahAudah, Jasser. 2013. Al-Maqashid untuk Pemula Terj. Edited by Ali Abdelmon'im. Yogyakarta SUKA Ma'anil Hadis Paradigma InterkoneksiAbdul MustaqimMustaqim, Abdul. 2008. Ilmu Ma'anil Hadis Paradigma Interkoneksi. Yogyakarta Idea al-Quran, Model Dialektika Wahyu dan BudayaAli SodiqinSodiqin, Ali. 2008. Antropologi al-Quran, Model Dialektika Wahyu dan Budaya. Yogyakarta Arruz Media al-Bukhari Hadis No. 1865Imam N Al-BukhariAl-Bukhari, Imam. "Shahih al-Bukhari Hadis No. 1865." CD al-Makktab al-Syamilah al-Isdar publicationsDiscover more about ArabsKontribusi Islam terhadap Sejarah Perkembangan AdministrasiMarch 2015 EFISIENSI - KAJIAN ILMU ADMINISTRASIDjihad HisyamSejarah perkembangan administrasi pada fase sejarah dari tahun pertama masehi sampai dengan tahun 1886 dinyatakan sebagai abad gelap, tidak banyak hal yang dapat dicatat. Pendapat tersebut dipandang sebagai pernyataan yang tidak fair, sebab dunia Barat sama sekali tidak menengok pada dunia timur dengan kehadiran Muhammad, temyata mampu membuat perubahan dan mampu membuat peradaban dunia. ... [Show full abstract] Kehadiran Muhammad di tengah-tengah masyarakat Jahiliyah Arab mampu mengubah tatan nilai yang dapat mengangkat masyarakat Arab menjadi masyarakat yang berkeadaban dan bermartabat. Sumber-sumber administrasi Islam bertumpu pada syariat yang ada pada Quran dan as Sunnah. Kekuatan pelaksanaan politik dan administrasi Islam tenetak pada rasa takut pada Islam dalam sejarah perkembangan administrasi cukup besar dengan adanya aturan dan tatanan yang menyangkut bidang-bidang politik dan administrasi. Banyak tatanan dalam bidang politik dan administrasi yang muncul dengan kehadiran Islam tersebut yang hingga kini tetap menjadi pedoman dan pegangan umat kunci Islam, Sejarah Perkembangan AdministarsiRead morePEMETAAN KONFLIK PANJANG ARAB SAUDI DAN IRANDecember 2022 Jurnal Kolaborasi Resolusi KonflikHumairah ArsyadPerkembangan rivalitas Arab Saudi dan Iran di regional Timur Tengah dipicu oleh perbedaan paham keagamaan sektarianisme Sunni dan Syiโ€™ah. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa konflik dipicu oleh usaha Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk dapat menguasai dan mengendalikan Timur Tengah secara politik dan ekonomi. Untuk melihat konflik antara Arab Saudi dan Iran, penulis akan menggunakan teori ... [Show full abstract] pemetaan konflik dari Paul Wehr. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari data sekunder melalui teknik pengumpulan data berupa studi dokumentasi. Analisis data menggunakan tahapan reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis ini dapat memberikan gambaran tentang konflik Arab Saudi dan Iran mulai dari bagaimana awal konflik yang terjadi, siapa yang berkonflik, siapa yang bersekutu, dan moreArticleFull-text availableSHAH WALI ALLAH AND ABUL A'LA MAWDUDIJune 2000 Al Qalam Ilzamudin Ma'murShah Wali Allah dan Sayyid Abul A'la Mawdudi adalah pemikir-pemikir Muslim dari Anak-benua lndo-Pakistan yang sangat terkemuka pada masanya, masing-masing abad ke-18 dan 20. Kedua ulama ini yang masing-masing dipandang mewakili kaum Modernis dan Tradisionalis hingga tingkat tertentu, mempunyai pemikiran yang menyentuh spektrum yang cukup luas mulai dari ilmu agama tradisional seperti tafsir, ... [Show full abstract] fiqh, bahasa Arab dan sejarah Islam hingga ilmu umum modern seperti ilmu ekonomi, Pendidikan dan politik kenegaraan. Dari sekian banyak aspek pemikiran mereka tersebut, pemikiran politik menjadi kajian utama dalam tulisan ini. Kemudian karena konsep dasar filsafat politik adalah konsep negara, maka tulisan ini lebih diarahkan pada pemikiran mereka yang menyangkut bentuk dan tujuan negara, peran kepala negara, syarat kepala negara, gelar kepala negara, tugas kepala negara, dan jenis golangan warga dari negara Islam. Kendati terdapat beberapa perbedaan dan sekaligus persamaan, gagasan umum mereka adalah ingin melihat terciptanya umat Islam, khususnya di Indo-Pakistan dan umumnya dunia Islam, bersatu padu di bawah bendera Islam. Sejalan dengan pemikiran ini, mereka sependapat bahwa tujuan dari negara Islam adalah untuk menjamin diterapkannya ajaran-ajaran lslam. Negara bukanlah tujuan melainkan sekedar alat untuk mencapai tujuan yang lebih luas dan mulia yang dalam bahasa Iqbal dimaksudkan "untuk mewujudkan Kerajaan Tuhan di Bumi".View full-textLast Updated 27 Jan 2023Interested in research on Arabs?Join ResearchGate to discover and stay up-to-date with the latest research from leading experts in Arabs and many other scientific topics. Multaqoini digelar pada 2-3 Agustus 2022 di Hotel Sari Pan Pasifik, Jakarta Pusat. Ketua Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam MUI, KH Jeje Zaenuddin mengatakan, kegiatan ini untuk menyerap ide-ide dan gagasan brilian dari pakar dan pelaku seni budaya di Indonesia. Berikut 5 rekomendasi yang dihasilkan dari Multaqo Seniman dan Budayawan
Boleh jadi kita akan menganggap aneh apabila ada orang berkata bahwa tidak semua yang berasal dari Rasulullah saw itu wajib kita ikuti. Namun anggapan aneh itu akan segera hilang manakala kita telah mengetahui tentang rincian apa yang berasal dari Rasulullah saw disiplin ilmu hadis, apa yang berasal dari Rasulullah saw itu, baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan, dan sifat-sifat Nabi saw, baik sifat fisik maupun sifat non fisik disebut hadis. Para ulama ahli hadis berpendapat bahwa hadis itu sama dengan sunnah. Sementara para ahli hukum Islam berpendapat bahwa hadis mencakup empat aspek tadi, sedangkan sunnah hanya mencakup 3 aspek, yaitu, ucapan, perbuatan dan penetapan Nabi para ahli hukum Islam sifat-sifat Nabi saw tidak disebut sunnah tetapi disebut hadis. Sedangkan Imam as-Syafiโ€™i W. 204 H. berpendapat bahwa hadis yang shahih disebut sunnah maka bagi Imam as-Syafiโ€™i semua sunnah adalah hadis tetapi tidak semua hadis adalah pandangan ini berangkat dari pemikiran bahwa menurut para ahli hukum Islam yang menjadi sumber syariat hukum Islam adalah sunnah, yaitu ucapan, perbuatan dan penetapan Nabi saw. Sementara menurut para ahli hadis semua yang berasal dari Nabi saw menjadi sumber ajaran Nabi saw. yang oleh para ahli hukum Islam tidak dijadikan sumber syariat Islam, adalah sifat fisik Nabi saw., misalnya warna kulit beliau yang putih kemerah-merahan dan rambut beliau yang tidak terlalu keriting dan tidak terlalu pula sifat non fisik Nabi saw, seperti kesukaan beliau untuk menyantap sayur labu air, menikmati kikil kambing dan lain sebagainya. Sifat-sifat seperti ini menurut ahli hukum Islam al-Ushuliyun tidak menjadi sumber syariat Islam. Artinya umat Islam tidak wajib mengikuti sifat-sifat Nabi saw. itu, sehingga apabila ada orang yang memakan sayur labu air ia tidak akan mendapatkan pahala dan orang yang tidak memakan sayur labu air juga tidak bagi ahli-ahli hadis yang berpendapat bahwa semua yang berasal dari Nabi saw menjadi sumber ajaran Islam maka menyantap sayur labu air dan atau menikmati kikil kambing tentu ada rahasia di balik itu, karena Rasulullah saw. 1 2
mengandungdimensi antar budaya. Dengan kata lain, adanya komunikasi antar budaya telah memberikan dampak positif untuk mempermudah bersosialisasi dan meminimalisir kesalahpahaman. Pada pembahasan tulisan ini akan menguraikan mengenai hadis komunikasi antar budaya.(Purwasito: 2003) Teks Hadis Tentang Komunikasi Antarbudaya 1.
QMT6f. 252 299 350 125 165 78 316 7 222

hadis nabi tentang kebudayaan